Sabtu, 07 Mei 2016

Travelling : Tangkuban Parahu 01-05-2015



Ini bukan kali pertama aku ke Tangkuban Parahu . Sekitar 4 tahun yang silam , saat acara ulang tahun adikku , kami keluarga besar ( hanya tiga keluarga sih ) berangkat ke  Bandung untuk  liburan .Saat itu  tidak terpikirkan untuk mendokumentasikan perjalananku. Tapi di sini , di blog ini  perjalanan ke  Tangkuban Parahu akan aku tuliskan  sesuai dengan apa yang aku dan keluargaku alami .
  


Tangkuban Parahu Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung .Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Di antara tanda aktivitas gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunungnya, di antaranya adalah di kawasan Ciater, Subang. Gunung Tangkuban Parahu pernah mengalami letusan kecil pada tahun 2006, yang menyebabkan 3 orang luka ringan.

Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya. Gunung Tangkuban Perahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter.Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutani. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari (Sumber https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Tangkuban_Parahu).


Entah mengapa , setiap kali aku dan keluargaku travelling , aku selalu termenung dan takjub akan kuasa Tuhan . Ingin rasanya menangis saat menyadari betapa kecil dan hinanya diriku  dan betapa besar karya Tuhan di dunia ini . Mungkin bagi sebagian orang terkesan lebay . Tapi sekali lagi sobat  setiap aku menceritakan pengalaman travelling , tujuanku bukan untuk pamer atau apalah apalah , tapi lebih kepada berbagi tentang betapa kita harus menjaga dan menghargai apa yang ada di bumi ini .


Jam 5.00 WIb aku dan keluargaku ( suami , kakak Gabriella , abang Gerald , dede Griselda ) dengan semangat 45 berangkat dari Cikarang . Sebenarnya destinasi utama adalah ke Ciater , tapi pada tulisan berikutnya aku akan berbagi tentang  Ciater ya . Perjalanan ke Tangkuban Parahu tidak memakan waktu lama , kurang dari tiga jam kami sudah sampai di Gunung Tangkuban Parahu .Oh ya berhubung hari itu adalah hari Minggu  dan mungkin karena bulan muda ( sudah pada gajian  ya) pengunjung banyak sekali. Seingatku dulu waktu masuk ke kawasan ini harga tiket masuk masih murah . Tapi kali ini cukup terkejut juga karena harga tiket masuk Rp.30.000 per orang ( totally Rp.150.000 ) dan mobil  Rp . 35.000 . Hemm lumayan mahal ya  , tapi dasarnya satu keluarga memang senang jalan - jalan  jadi tetap semangat aja .
 Mohon maaf sobat , saya tidak mencari tau harga tiket masuk di hari biasa .

 Sebagai ibu rumah tangga yang baik , setiap travelling biasanya aku sudah memasak sedari pagi , yah menu - menu sederhana tapi bisa dinikmati bersama . Tujuannya sih cuma satu yaitu  ngirit . Maklum bukan hal yang aneh bila di tempat wisata , harga makanan biasanya di atas rata- rata . Yah iyalah ...kapan lagi cari untung ??? Emang tiap hari mau kesana ? Nginep aja sekalian  hihihihihi.
Sebelum aktivitas foto - foto terus berlanjut , kami mengisi perut dulu . Yah , anak - anak harus diperhatikan makannya ( uhhh ibu yang baik bukan ?). Selesai makan , beli jagung rebus( kok lapar terus ya) .Maklum daerah dingin  sehingga segala yang hangat - hangat rasanya enak sekali .
Di sini ada kejadian yang menggelikan . Entah karena disuruh oleh kakaknya , secara berbarengan Gaby (panggilan sayang Gabriella ) dan Icel ( panggilan sayang buat Griselda) memintaku untuk membeli bonsai yang dijual oleh pedagang disitu . Aku sudah coba menjelaskan bahwa bonsai itu pasti harganya mahal dan bukan untuk mainan. Dasar anak , ga mau percaya ( mungkin karena orang tua terkadang suka  bohong :D ) mereka berdua bertanya ke pedagangnya : Bang , berapa harganya ?Jawab pedagang : Rp.250.000 neng . Dasar Icel ga mau kalah ,dia masih mencoba bertanya : Ma , itu uangnya banyak apa nggak sih ?. Begitu aku bilang banyak ,baru deh anakku berdua bisa menerima . Bukan apa -apa sobat ,sekiranyapun aku mau dan mampu  membelinya , sepertinya bukan untuk saat ini karena anak - anakku terutama Icel belum bisa membedakan apa yang boleh dibuat jadi mainan dan apa yang harus jadi pajangan.
Hanya dua jam di Tangkuban Parahu , menikmati pemandangan , sarapan pagi , menikmati jagung rebus dan foto -foto ,tetapi rasanya sungguh luar biasa . Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB , saatnya keluar dari kawasan ini untuk lanjut ke Ciater . Ok tunggu kisah -kisah perjalanan kami ya guys . Salam  Wisata Indonesia . Ada videonya juga , silahkan ditonton dengan membuka link di bawah ini .



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar